Powered By Blogger

HAKEKAT PENDIDIKAN JASMANI


Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus menerus dilakukan. Upaya itu mengejewantah dalam berbagai kegiatan dan program, dari mulai upaya meningkatkan mutu guru yang menjadi ujung tombak di sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran, hingga perubahan kurikulum seperti yang saat ini sedang dilakukan pemerintah melalui perubahan Kurikulum Nasional Tahun 2004 kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Perubahan Kurikulum memang bukan satu-satunya solusi dalam menangani permasalahan mutu, tetapi hanya salah satu faktor yang mendorong perubahan yang sifatnya mendasar, termasuk mendorong perubahan paradigma yang membelenggu semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, termasuk guru. Bahkan, dalam kondisi saat ini, perubahan kurikulum saja diasumsikan tidak akan membantu banyak dalam upaya perubahan mutu tersebut, karena guru sendiri belum melihat kurikulum dari perspektif yang benar. Mereka masih melihat kurikulum sebagai “buku resep masakan” yang sudah jadi, tinggal mengumpulkan bahan yang disebutkan dalam Silabus dan melakukannya persis seperti yang diminta, seperti sudah dipraktekkan selama ini. 
Ketika kurikulum yang saat ini hendak diberlakukan (KTSP) bersifat berbeda dalam kemudahannya untuk digunakan sebagai resep, karena mereka harus menentukan resep masakannya sendiri dalam bentuk Silabus, maka kebingungan dan salah kaprahpun merebak, di samping nama kurikulum berbasis kompetensi pun memang masih sangat kurang familiar di telinga para guru. Bahkan para ahli pun hingga sekarang belum secara kompak sepakat kata dalam menentukan “kompetensi” dari setiap mata pelajaran.
Ambil contoh dalam matapelajaran pendidikan jasmani, yang hingga saat ini masing-masing penetapan butir kompetensinya masih simpang siur, sesuai selera dan kepekaan masing-masing, terutama karena berangkat dari kaca mata sendiri-sendiri. Pada tahap awal, perbedaan pandangan tersebut harus diminimalisir dengan adanya sebuah pedoman dalam penyusunan silabus, bahkan jika mungkin sampai pada petunjuk pelaksanaan pembelajaran dan sistem evaluasinya.
Hal ini dipandang penting agar guru mampu keluar dari belenggu pemikiran gaya lama, dan pada saatnya mereka akan memiliki kemampuan untuk menyusun silabusnya sendiri serta secara tepat merumuskan materi ajar dan pengalaman pembelajaran bagi siswanya.
Istilah “Pendidikan” merupakan kata yang tidak asing lagi untuk hampir setiap orang. Namun demikian, istilah ini lebih sering diartikan secara berbeda dari masa ke masa, termasuk oleh ahli yang berbeda pula. Seseorang mungkin menerjemahkan pendidikan sebagai sebuah proses latihan. Orang lain mungkin menerjemahkannya sebagai sejumlah pengalaman yang memungkinkan seseorang mendapatkan pemahaman dan pengetahuan baru yang lebih baik. Atau mungkin pula diterjemahkan secara sederhana sebagai pertumbuhan dan perkembangan.
John Dewey, seorang pendidik yang mempunyai andil besar dalam dunia pendidikan, mendefinisikan pendidikan sebagai “rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami dalam kehidupan individu sehingga segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna. Definisi ini mengandung arti bahwa seseorang berpikir dan memberi makna pada pengalaman-pengalaman yang dilaluinya.
Lebih jauh definisi tersebut mengandung arti bahwa pendidikan seseorang terdiri dari segala sesuatu yang ia lakukan dari mulai lahir sampai ia mati. Kata kuncinya adalah melakukan atau mengerjakan. Seseorang belajar dengan cara melakukan. Pendidikan dapat terjadi di perpustakaan, kelas, tempat bermain, lapangan olahraga, di perjalanan, atau di rumah.
Morse (1964) membedakan pengertian pendidikan ke dalam istilah pendidikan liberal (liberal education) dan pendidikan umum (general education). Ia mengatakan bahwa pendidikan liberal lebih berorientasi pada bidang studi dan menekankan penguasaan materinya (subject centered). Tujuan utamanya adalah penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan bahkan jika mungkin sampai tuntas. Pemikiran pendidikan seperti ini sudah tidak bisa lagi diterapkan dalam konteks pendidikan jasmani sekarang ini, dan oleh karena itu, pengertian pendidikan seperti ini dipandang bersifat tradisional.
Sementara itu, pendidikan modern lebih bersifat memperhatikan pelakunya dari pada bidang studi atau materinya. Tujuan utamanya adalah mencapai perkembangan individu secara menyeluruh sambil tetap memperhatikan perkembangan perilaku intelektual dan sosial individu sebagai produk dari belajarnya (child centered).
Pendidikan pada jaman sekarang lebih banyak menekankan pada pengembangan individu secara total. Kebanyakan sekolah sekarang ini menganut filsafat modern. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Pembelajaran secara individual pada dasarnya merupakan pembelajaran untuk semua siswa, termasuk program untuk siswa yang mempunyai kelambanan dalam perkembangannya, mengalami gangguan emosional, dan siswa yang memiliki cacat fisik atau mental. Setiap siswa diberi kebebasan untuk memilih materi pembelajaran yang diinginkannya dan memperoleh pelatihan dari bidang kejuruan yang berbeda-beda.
Dengan kata lain pendidikan pada jaman sekarang ini lebih menekankan pada pengembangan individu secara utuh. Pengajar tidak hanya memperhatikan perolehan akademisnya akan tetapi juga kemampuan bicara, koordinasi, dan keterampilan sosialnya. Para guru mencoba membantu setiap individu untuk belajar memecahkan masalah-masalah baik emosional maupun fisikal yang dihadapi oleh setiap siswa.
Para guru mungkin sering menemukan atau mendengar pengertian Pendidikan Jasmani dari berbagai sumber. Beberapa pengertian Pendidikan Jasmani yang diperoleh tersebut disusun dalam redaksi yang beragam. Apabila kita cermati lebih jauh, maka keragaman tersebut pada umumnya sama seperti pandangan terhadap pendidikan di atas.
1. Pandangan Tradisional
Pandangan pertama, atau juga sering disebut pandangan tradisional, menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani (dikhotomi). Pandangan ini menganggap bahwa Pendidikan Jasmani hanya semata-mata mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang, atau penyelaras pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain Pendidikan Jasmani hanya sebagai pelengkap saja.
Di Amerika Serikat, pandangan dikotomi ini muncul pada akhir abad 19 atau antara tahun 1885 - 1900. Pada saat itu, Pendidikan Jasmani di pengaruhi oleh system Eropa, seperti: Sistem Jerman dan Sistem Swedia, yang lebih menekankan pada perkembangan aspek fisik (fitnes), kehalusan gerak, dan karakter siswa, dengan gimnastik sebagai medianya.
Pada saat itu, Pendidikan Jasmani lebih berperan sebagai “medicine” (obat) daripada sebagai pendidikan. Oleh karena itu, para pengajar Pendidikan Jasmani lebih banyak dibekali latar belakang akademis kedokteran dasar (medicine). Pandangan Pendidikan Jasmani berdasarkan pandangan dikhotomi manusia ini secara empirik menimbulkan salah kaprah dalam merumuskan tujuan, program pelaksanaan, dan penilaian pendidikan. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan Pendidikan Jasmani ini cenderung mengarah kepada upaya memperkuat badan, memperhebat keterampilan fisik, atau kemampuan jasmaniahnya saja. Selain dari itu, sering juga pelaksanaan Pendidikan Jasmani ini justru mengabaikan kepentingan jasmani itu sendiri, hingga akhirnya mendorong timbulnya pandangan modern.
2. Pandangan Modern
Pandangan modern, atau sering juga disebut pandangan holistik, menganggap bahwa manusia bukan sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian yang terpilah-pilah. Manusia adalah kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu. Oleh karena itu Pendidikan Jasmani tidak hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya untuk kepentingan satu komponen saja.
Di Amerika Serikat, pandangan holistik ini awalnya dipelopori oleh Wood dan selanjutnya oleh Hetherington pada tahun 1910. Pada saat itu Pendidikan Jasmani dipengaruhi oleh “progressive education”. Doktrine utama dari progressive education ini menyatakan bahwa semua pendidikan harus memberi kontribusiterhadap perkembangan anak secara menyeluruh, dan pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan tersebut. Pada periode ini Pendidikan Jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui aktivitas jasmani (education through physical).
Pandangan holistik ini, pada awalnya kurang banyak memasukkan aktivitas sport karena pengaruh pandangan sebelumnya, yaitu pada akhir abad 19, yang menganggap sport tidak sesuai di sekolah-sekolah. Namun tidak bisa dipungkiri sport terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
Sport menjadi populer, siswa menyenanginya, dan ingin mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di sekolah-sekolah hingga para pendidik seolah-olah ditekan untuk menerima sport dalam kurikulum di sekolah-sekolah karena mengandung nilai-nilai pendidikan. Hingga akhirnya Pendidikan Jasmani juga berubah, yang tadinya lebih menekankan pada gimnastik dan fitness menjadi lebih merata pada seluruh aktivitas fisik termasuk olahraga, bermain, rekreasi atau aktifitas lain dalam lingkup aktivitas fisik.
3. Pandangan Indonesia
Di Indonesia, salah satu contoh definisi Pendidikan Jasmani yang didasarkan pada pandangan holistik ini dikemukakan oleh Jawatan Pendidikan Jasmani (sekarang sudah dibubarkan) yang dirumuskan tahun 1960, sebagai berikut, Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak , dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan.
Definisi yang relatif sama, juga dikemukakan oleh Pangrazi dan Dauer (1992) sebagai berikut, Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan Jasmani didefinisikan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak, dan harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan definisi tersebut.
Definisi Pendidikan Jasmani dari pandangan holistik ini cukup banyak mendapat dukungan dari para ahli Pendidikan Jasmani lainnya. Misalnya, Siedentop (1990), mengemukakan, Pendidikan Jasmani modern yang lebih menekankan pada pendidikan melalui aktivitas jasmani didasarkan pada anggapan bahwa jiwa dan raga merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Pandangan ini memandang kehidupan sebagai totalitas.
Wall dan Murray (1994), mengemukakan hal serupa dari sudut pandang yang lebih spesifik, masa anak-anak adalah masa yang sangat kompleks, dimana pikiran, perasaan, dan tindakannya selalu berubah-ubah. Oleh karena sifat anak-anak yang selalu dinamis pada saat mereka tumbuh dan berkembang, maka perubahan satu element sering kali mempengaruhi perubahan pada eleman lainnya. Oleh karena itulah, adalah anak secara keseluruhan yang harus kita didik, tidak hanya mendidik jasmani atau tubuhnya saja.
Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun demikian, perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan.
Melalui Pendidikan Jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik.


PENDIDIKAN JASMANI

Pengertian
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional
 
Tujuan Pendidikan Jasmani

  1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
  2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
  3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
  4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
  5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis
  6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
  7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

  1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya
  2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
  3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
  4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya
  5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
  6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung
  7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian, menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa.
Dunia anak-anak memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan . Bila guru masuk ke dalam dunia itu, ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya.
Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarnya
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini adalah : “Apakah pendidikan jasmani?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut.
Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran “pendidikan jasmani dan kesehatan” (penjaskes) dalam kurikulum1994.
Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani ?
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial. 
Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama

TUGAS FUNGSI DAN POSISI DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Basket adalah permainan yang membutuhkan kecepatan, kelincahan dan ketepatan (anaerob) tapi juga kecepatan dalam berpikir (cerdas), mempunyai power, mental yang kuat dan juga mengerti dasar-dasar dalam permainan bola basket .Tidak ada jaminan dimanapun yang akan membuat sesorang menjadi pemain basket yang lebih baik terkecuali ia meluangkan sedikit waktunya untuk memahami dasar-dasar permainan ( Falsafah & Fundamental), serta Peraturan Permainannya. Sebelum kita dapat bermain basket, kita harus mengetahui hal yang paling mendasar dari pemainan bola basket dengan dapat menentukan
Tugas, Fungsi dan Posisi kita dalam bermain agar dapat bermain maksimal sesuai dengan karakter kita nantinya. Dalam basket ada beberapa posisi pemain yang seringkali disesuaikan dengan Skill dan juga Postur Tubuh. Tugas, Fungsi dan Posisi akan selalu berubah tergantung keadaan Tim ( Defense dan Offense ), perubahan ini sangat cepat terjadi di lapangan

Bagi mereka yang mempunyai postur tubuh tinggi biasanya akan menempati posisi Center. Tidak ada ukuran pasti dalam hal ini, paling tidak ini dilihat dari tim itu sendiri. Orang yang mempunyai postur tubuh tinggi di dalam timnya atau paling tidak lebih tinggi dibanding rekan setimnya akan menempati posisi ini. Sedangkan bagi mereka yang mempunyai postur badan lebih kecil dan biasanya didukung oleh kemampuan dribbling atau membawa bola yang baik akan menempati posisi Guard.
Guard Posisi ini lebih sering berada di luar key hole atau perimeter area. Kebanyakan tim menempatkan pemain mereka yang plaing kecil dan paling cepat untuk posisi ini.Guard lebih sedikit beradu kontak fisik dengan pemain lawan dibandingkan dengan posisi forward dan center.Posisi guard sendiri terdiri dari dua macam; Point Guard dan Shooting Guard.
Point guard Bertugas mengatur permainan dengan mengatur strategi yang akan diterapkan dengan menerapkan pola-pola permainan yang telah dipelajari oleh timnya. Walaupun handling bola penting pada posisi manapun, namun banyak yang percaya yang mempunyai kemampuan dribble paling baik akan cocok menempati posisi ini. Point guard mengatura serangan dan biasanya mempunyai tipikal melakukan passing yang pertama, jadi akurasi dana passing yang tepat adalah kunci dari kesuksesan pada posisi ini. Point guard seharusnya menjadi yang terdepan dalam memberikan assist di dalam timya.
Shooting guard/small forward Shooting guard, tergantung dari strategi serangannya, akan menjadi pemain yang membantu bola mengalir dalam serangan, tapi pemain ini juga menjadi penembak utama, dan juga dapat melakukan drive ke dalam. Mereka juga dapat merangkap menjadi small forward, dan diharapkan dapat membuat screen dan mempunyai kemampuan rebound yang baik. Forward. Kebanyakan forward mempunyai postur badan yang lebih besar dan lebih kuat dibandingkan posisi guard dan tentu saja mempunyai kemampuan rebound yang lebih baik dibandingkan guard posisi ini kadang disebut juga dengan strong forward. Seorang forward harus dapat melihat posisi kosong di dekat key hole untuk melakukan penetrasi ke dalam, yang kemudian diharapkan dapat menerima passing lalu dilanjutkan dengan drive ke dalam. Forward biasanya memiliki postur tinggi dan kuat, tugas utama mereka adalah melakukan rebound dan bekerja di oaint area. Forward diharuskan memiliki kemampuan menembak medium yang baik. Tembakan mereka akan lebih banyak berada di dekat ring atau sekitar paint area. Forward adalah salah satu posisi penting dalam permainan basket.
Center Sering juga disebut big man dalam permainan basket. Biasanya mereka pemain yang paling tinggi dan paling besar dalam permainan. Pemain ini bertanggung jawab dalam melakukan rebound dan bermain di area key hole, center harus dapat memperjuangkan rebound dan bermain di bawah ring.
Demikian posisi-posisi yang ada dalam bermain basket, dengan dasar ini diharapkan kita dapat mengetahui posisi kita dalam bermain dan menjadi lebih baik lagi dalam bermain basket

Q'ta Olahraga Yuuuk.......!!!!

Semua orang akan menjadi tua. Menjadi tua tidak dapat dicegah. Proses menua ini akan berbeda pada setiap orang. Biasanya orang akan dikatakan tua setelah tanda-tanda menua mulai tampak pada umur 30 – 35 tahun. Bahkan ada orang yang sudah betul-betul nampak tua pada umur 40 tahun. Sebaliknya, ada yang nampak masih muda dan gagah serta kuat pada umur 60-70 tahun. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata perubahan-perubahan menua tadi adalah hasil pola hidup yang pasif.
Apabila tidak pernah berolahraga sebelumnya mulailah dengan perlahan-lahan dan tingkatkan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu 3-6 bulan, karena jika terlalu berambisi dengan berolahraga yang baru kita mulai biasanya berakhir dengan kelelahan yang luar biasa, atau bahkan cedera. Berolahraga sebaiknya 3-5 hari seminggu, setiap latihan 15-60 menit sampai berkeringat tanpa sesak napas.
Mulailah berolahraga dengan pemanasan dan setelahnya lakukan pendinginan dengan cara ini akan mencegah timbulnya kram dan cedera otot. Sebaiknya minumlah banyak air sebelum dan setelah latihan.
Sebelum berlatih, perlu anda ketahui denyut jantung yang dianjurkan, karena denyut jantung untuk menentukan intensitas dan tingkat keamanan dari olahraga yang anda lakukan. Batas aman dari denyut jantung yaitu;
  1. Denyut jantung maksimal bisa diperoleh dengan mengurangi angka 220 dengan umur anda.(220 – umur anda) = denyut jantung maksimal untuk berlatih.
  2. Intensitas dari olahraga yang dapat dilakukan harus berada diantara 60-85% dari denyut maksimal. (denyut jantung maksimal untuk berlatih X 60/85 % = Intensitas olahraga.
  3. Tentukan tingjat kesehatan jasmani anda dalam latihan secara bertahap.
Tahap pemanasan
Pemanasan diperlukan untuk; mempersiapkan jantung dan paru sebelum latihan, memperlancar peredaran darah, meningkatkan suhu tubuh dan otot secara bertahap, mencegah kecelakaan dari otot dan tulang sendi.
Pemanasan terdiri atas dua tahap:
  1. Pemanasan secara umum: menggerakkan seluruh tubuh secara berirama untuk meningkatkan peredaran darah dan suhu tubuh.
  2. Pemanasan secara khusus: meregangkan tubuh dalam posisi statis dengan menggerakkannya secara khusus sesuai dengan latihan yang akan dilakukan. Mulailah meregangkan otot-otot dari kepala, leher, tangan, punggung atas, badan dan kaki.

Tahap latihan
Lakukan latihan aerobik selama 15-20 menit mulailah dengan pelan-pelan sampai napas terasa terengah-engah tetapi tidak sesak napas.

Tahap Pendinginan
Menghentikan latihan dengan perlahan untuk menurunkan denyut nadi secara teratur dan mencegah pening. Perlambat latihan anda, regangkan otot dalam posisi statis mulai dari bawah ke atas, kebalikan pemanasan.
Beberapa pengaruh jika kita melakukan olahraga :

  1. Pengaruh olahraga akan meningkatkan efisiensi kerja paru-paru, seseorang yang terlatih bisa memproses udara lebih banyak dengan tenaga yang lebih sedikit.
  2. Selama melakukan kerja yang melelahkan, seseorang yang terlatih mampu memproses udara hampir dua kali lipat per menit daripada yang tidak terlatih. Maka orang yang terlatih akan bisa menyediakan oksigen lebih banyak bagi tubuhnya untuk pembentukan energi.
  3. Pengaruh olahraga meningkatkan efisiensi kerja jantung dalam beberapa segi. Jantung akan semakin kuat dan bisa memompakan darah lebih banyak dalam setiap denyutan, maka jumlah denyutan akan semakin berkurang. Seseorang yang terlatih mampu mengurangi frekuensi denyutan 20 kali per menit dari denyutan orang yang tidak terlatih.
  4. Pengaruh olahraga meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh darah yang mengalir ke seluruh jaringan tubuh, sehingga bisa mengisi penuh seluruh jaringan tubuh dengan oksigen untuk pembentukan energi.
  5. Pengaruh olahraga meningkatkan volume darah. Ini lebih meningkatkan sarana penyaluran oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
  6. Olahraga dapat meningkatkan ketegangan otot dan pembuluh darah, sehingga mampu mengubah jaringan lemak dan jaringan lunak menjadi kuat dan kokoh. Pada proses ini dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
  7. Olahraga akan meningkatkan konsumsi oksigen maksimal, dalam proses peningkatan ini meningkat pula kondisi tubuh seperti paru-paru, jantung, pembuluh darah, dan seluruh jaringan tubuh. Sehingga terbentuk pertahanan yang kuat terhadap penyakit.
  8. Masih ada manfaat lain yang sulit dicatat karena sifatnya subyektif seperti : Belajar rileks, bisa menyesuaikan diri dan bisa tidur lebih nyenyak, bisa melakukan kerja lebih banyak tanpa merasa lelah. Jadi tinggal tunggu apalagi ? mari kita mulai berolahraga. Ingat, Men sana in corpori sano

FALSAFAH PERMAINAN BOLA BASKET

1. BOLA BASKET SEBAGAI OLAHRAGA YANG MEMUNGKINKAN TERJADINYA PERSINGGUNGAN TUBUH (BODY CONTACT)

TIGA HAL PENTING YANG HARUS DIPERSIAPKAN
  • Mempersiapkan fisik dan mental atlit dalam menghadapi kemungkinan persinggungan tubuh dalam permainan
  • Mengeliminir hal-hal yang dapat mengakibatkan cedera
  • Menyamakan persepsi antara pelatih, pemain dan wasit tentang persinggungan tubuh yang sah dan yang tidak sah
2. BOLA BASKET SEBAGAI PERMAINAN YANG CEPAT DAN DINAMIS
  • CEPAT
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam permainan dimana terjadi dalam waktu yang sangat singkat, seperti penguasaan bola, perubahan angka, perubahan susunan pemain (baik lawan maupun tim sendiri), perubahan irama bermain lawan (akibat defense ataupun offense lawan), dsb
  • DINAMIS
Dimana selalu terjadi perubahan-perubahan baik di dalam maupun di luar lapangan. Perubahan di luar lapangan seperti perubahan peraturan, perubahan jadwal pertandingan, perubahan tempat pertandingan, dsb 

 
3. BOLA BASKET SEBAGAI PERMAINAN BEREGU
TIGA HAL PENTING YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEBUAH TIM, YAITU :
  • Kolektifitas tinggi menjadikan tim lebih baik
  • Pembagian tugas = Tanggung jawab
  • Tidak ada pemain “yang paling berjasa” dalam tim
4. BOLA BASKET SEBAGAI PERMAINAN YANG DAPAT DIMAINKAN DENGAN PERASAAN SENANG (ENJOYABLE)
DUA HAL YANG DAPAT MEMPENGARUHI PENAMPILAN ATLIT :
  • FAKTOR POSITIF
o Tanamkan rasa bangga dan rasa percaya
o Pemain diharapkan mampu menikmati setiap gerakan yang dilakukan
  • FAKTOR NEGATIF
o Tuntutan yang tinggi (dari pelatih, teman, penonton, orang tua dan dirinya) menjadikan atlit tidak dapat melakukan penampilan terbaiknya dan dapat mengakibatkan atlit menghalalkan segala cara untuk memenuhi tuntutan tersebut


SEJARAH PERKEMBANGAN PERMAINAN BOLA BASKET

Permainan bola basket diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield, Massachusets, Amerika Serikat pada tahun 1891. Gagasan yang mendorong terwujudnya cabang olahragabaru ini ialah adanya kenyataan bahwa waktu itu keanggotaan dan pengunjung sekolah tersebut kian hari kian merosot. Sebab utamanya adalah rasa bosan dari para anggota dalam mengikuti latihan olahraga Senam yang gerakannya kaku. Di samping itu kebutuhan yang dirasakan pada musim dingin untuk tetap melakukan olahraga yang menarik semakin mendesak.
Dr. Luther Gullick, pengawas kepala bagian olahraga pada sekolah tersebut menyadari adanya gejala yang kurang baik itu dan segera menghubungi Prof. Dr. James A. Naismith serta memberi tugas kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan olahraga yang baru yang dapat dimainkan di ruang tertutup pada sore hari.
Dalam menyambut tugasnya itu Nasimith menyusun suatu gagasan yang sesuai dengan kebutuhan ruang tertutup yakni permainan yang tidak begitu keras, tidak ada unsur menendan, menjegal dan menarik serta tidak sukar dipelajari. Langkah pertama, diujinya gubahan dari permainan Footbal, Baseball, Lacrose dan Sepakbola. Tetapi tidak satupun yang cocok dengan tuntutannya. Sebab disamping sulit dipelajari, juga permainan tersebut masih terlalu keras untuk dimainkan di ruangan tertutup yang berlampu.
Dari hasil percobaan yang dilakukan itu Naismith akhrinya sampai pada kesimpulan bahwa permainan yang baru itu harus mempergunakan bola yang bentuknya bulat, tidak menjegal, dan harus menghilangkan gawang sebagai sasarannya. Untuk menjinakkan bola sebagai pengganti menendang dilakukan gerakan mengoper dengan tangan serta menggiring bola (dribbling) sebagai puncak kegairahan, gawang diganti dengan sasaran lain yang sempit dan terletak di atas para pemain, sehingga dengan obyek sasaran yang demikian pengutamaan tembakan tidak terletak pada kekuatan seperti yang terjadi pada waktu menendang, melainkan pada ketepatan menembak.
Semula Naismith akan menggunakan kotak kayu untuk sasaran tembakan tersebut, tetapi berhubung waktu percobaan dilakukan yang ada hanya keranjang (basket) buah persik yang kosong, maka akhirnya keranjang itulah dijadikan sasaran tembakan. Dari perkataan basket ini kemudian permainan baru yang ditemukan Prof. Dr. James A. Naismith tersebut dinamakan Basketball.

Perkembangan Bola Basket di Indonesia
Di tengah-tengah gejolak revolusi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan yang telah direbut itu, permainan Bola Basket mulai dikenal oleh sebagian kecil rakyat Indonesia, khususnya yang berada di kota perjuangan dan pusat pemerintahan Rakyat Indonesia, Yogyakarta serta kota terdekat Solo. Nampaknya, ancaman pedang dan dentuman meriam penjajah tidak menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk melakukan kegiatan olahraga, termasuk permainan Bola Basket. Bahkan dengan dilakukannya kegiatan-kegiatan olahraga tersebut semangat juang bangsa Indonesia untuk mempertahankan tanah airnya dari ancaman para penjajah yang menginginkan kembali berkuasa semakin membaja. Terbukti pada bulan September 1948, di kota Solo diselenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) Pertama yang mempertandingkan beberapa cabang olahraga, diantaranya Bola Basket. Dalam kegiatan tersebut ikut serta beberapa regu, antara lain : PORO Solo, PORI Yogyakarta dan Akademi Olahraga Sarangan

Pengikut

 photo fiba_logo_quercopy_zps13231a28.png  photo PERBASI_Blog_zps95deb748.png
 photo HeadCoachBasketball_logoblog_zpsd965225e.png