Gabbard, LeBlanc dan Lovy (1994)
menyatakan bahwa strategi pembelajaran merujuk pada suatu proses
mengatur lingkungan belajar. Setiap strategi merupakan gabungan beberapa
variable. Variabel yang penting dalam strategi pembelajaran adalah
metode penyampaian bahan ajar, pola organisasi yang digunakan guru untuk
menyampaikan materi, dan bentuk komunikasi yang dipergunakan. Secara
rinci strategi pembelajaran seperti yang dikemukakan di atas dapat
diuraikan satu-persatu sebagai berikut.
1. Metode Pembelajaran (Teaching Method)
Menurut
Griffin, Mitcheil, dan Oslin (1997); Joyce, Well dan Showers (1992);
Magill (1993); Mosston dan Ashworth (1994); Singer dan Dick (1980);
metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pengajaran aktivitas
jasmani sebanyak tujuh katagori. Ketujuh kategori metode tersebut
dirinci sebagai berikut.
- Pendekatan pengetahuan-keterampilan (knowledge-skill approach) yang memiliki dua metode, yaitu metode ceramah (lecture) dan latihan (drill).
- Pendekatan sosialisasi (socialization approach) yang berdasarkan pandangan bahwa proses pendidikan harus diarahkan untuk selain meningkatkan keterampilan pribadi dan berkarya, juga keterampilan berinteraksi sosial dan hubungan manusiawi. Pendekatan ini memiliki kelompok metode the social family, the information processing family, the personal family, the havioral system family, dan the professional skills.
- Pendekatan personalisasi yang berlandaskan atas pemikiran bahwa aktivitas jasmani dapat dipergunakan sebagai media untuk mengembangkan kualitas pribadi, metodenya adalah movement education (problem solving techniques).
- Pendekatan belajar (learning approach) yang berupaya untuk mempengaruhi kompetensi dan proses belajar anak dengan metode terprogram (programmed instruction), computer assisted instruction (CAI), dan metode kreativitas dan pemecahan masalah (creativity and problem solving).
- Pendekatan motor learning yang mengajarkan aktivitas jasmani berdasarkan klasifikasi keterampilan dan teori proses informasi yang diterima. Metode yang dikembangkan berdasarkan pendekatan ini adalah part-whole methods, dan modelling (demonstration).
- Spektrum gaya mengajar yang dikembangkan oleh Muska Mosston. Spektrum dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara guru-siswa dan pelaksanaan pembagian tanggungjawab. Metode yang ada dalam spectrum berjumlah sebelas, yaitu: (1) komando/command, (2) latihan/practice, (3) resiprokal/reciprocal, (4) uji mandiri/self check, (5) inklusi/inclusion, (6) penemuan terbimbing/guded discovery, (7) penemuan tunggal/convergen discovery, (8) penemuan beragam/divergent production, (9) program individu/individual program, (10) inisiasi siswa/learner initiated, dan (11) pengajaran mandiri/self teaching.
- Pendekatan taktis permainan (tactical games approaches). Pendekatan yang dikembangkan oleh Universitas Lougborough untuk mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan tertentu dengan cara mengenal situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak.
2. Pola Organisasi (Organizational Pattern)
Menurut
Gabbard, LeBlanc dan Lovy (1994) pola organisasi digunakan untuk
mengelompokkan siswa aktivitas jasmani agar metode yang diinginkan dapat
dipergunakan. Pola dasar organisasi adalah kelas (classical), kelompok
(group) dua atau lebih, dan individu (individual).
Pengajaran kelas menempatkan siswa dalam kelompok besar dan mereka mendapatkan informasi secara klasikal. Guru menyampaikan materi kepada seluruh peserta pada suatu waktu tertentu. Siswa bekerja sebagai satu kesatuan, biasanya dalam bentuk kelompok, untuk menanggapi materi yang disampaikan.
Pengajaran kelompok atau perorangan membagi kelas menjadi beberapa unit (kelompok atau individu) sehingga beberapa kegiatan dapat dikerjakan pada satu satuan waktu tertentu. Penggunaan stasion atau pusat-pusat belajar (learning centers) merupakan bentuk yang populer dan bermanfaat untuk mengakomodasi pola ini. Selain itu, ada beberapa bentuk formasi yang dapat digunakan, yaitu: berjajar, melingkar, setengah lingkaran, dan bergerombol.
Pengajaran kelas menempatkan siswa dalam kelompok besar dan mereka mendapatkan informasi secara klasikal. Guru menyampaikan materi kepada seluruh peserta pada suatu waktu tertentu. Siswa bekerja sebagai satu kesatuan, biasanya dalam bentuk kelompok, untuk menanggapi materi yang disampaikan.
Pengajaran kelompok atau perorangan membagi kelas menjadi beberapa unit (kelompok atau individu) sehingga beberapa kegiatan dapat dikerjakan pada satu satuan waktu tertentu. Penggunaan stasion atau pusat-pusat belajar (learning centers) merupakan bentuk yang populer dan bermanfaat untuk mengakomodasi pola ini. Selain itu, ada beberapa bentuk formasi yang dapat digunakan, yaitu: berjajar, melingkar, setengah lingkaran, dan bergerombol.
3. Bentuk Komunikasi (Communication Mede)
Menurut
Gabbard, LeBlanc dan Lovy (1994) bentuk komunikasi adalah bentuk
interaksi yang dipilih guru untuk menyampaikan pesan. Pada umumnya,
bentuk komunikasi adalah verbal, written, visual, auditory, dan
gabungannya. Komunikasi verbal adalah komunikasi lisan melalui kontak
pribadi, biasanya antara guru dan siswa dan bentuk ini sering
dipergunakan. Komunikasi auditori dipresentasikan dengan menggunakan
hasil rekaman atau pita kaset yang menyampaikan gaya presentasi yang
dipilih.
Bentuk komunikasi tertulis (written) dan visual merupakan jenis komunikasi yang efektif dan memberikan motivasi yang tinggi dalam proses pembelajaran. Kertas tugas, kartu tugas, poster dapat digunakan secara efektif dalam organisasi kelompok atau individu
Bentuk komunikasi tertulis (written) dan visual merupakan jenis komunikasi yang efektif dan memberikan motivasi yang tinggi dalam proses pembelajaran. Kertas tugas, kartu tugas, poster dapat digunakan secara efektif dalam organisasi kelompok atau individu